PERINTAH ALLAH SWT UNTUK MEMAKAI KERUDUNG / JILBAB
Keharusan kaum wanita memakai kerudung kepala tertera dalam surat An Nur ayat 31 yang cukup panjang, yang penulis kutip satu baris saja, yang berbunyi sbb.:
“ Katakanlah kepada wanita yang beriman,……. Dan hendaklah mereka menutupkan kerudung kepalanya sampai kedadanya”…..
Dan seperti yang tercantum dalam surat Al Ahzab ayat 59 yang artinya sbb.:
“ Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isteri engkau, anak-anak perempuan engkau dan isteri-isteri orang-orang mu’min, supaya mereka menutup kepala dan badan mereka dengan jilbabnya supaya mereka dapat dikenal orang, maka tentulah mereka tidak diganggu (disakiti) oleh laki-laki yang jahat. Allah pengampun lagi pengasih”.
Perintah Allah diatas adalah jelas dan tegas yang wajib hukumnya bagi kaum wanita sebagaimana dinyatakan Allah pada pembukaan surat An-Nur tersebut yang berbunyi sbb.:
“ Inilah satu surah yang Kami turunkan kepada Rasul dari Kami wajibkan menjalankan hukum-hukum syariat yang tersebut didalamnya. Dan Kami turunkan pula didalamnya keterangan-keterangan yang jelas, semoga kamu dapat mengingatnya”.
Dari bunyi ayat diatas, jelaslah wanita yang tidak memakai kerudung telah melakukan dosa yang besar karena ingkar kepada hukum syariat Islam yang diwajibkan oleh Allah. Perintah Allah diatas ini ditegaskan lagi oleh Nabi Muhammad SAW dalam hadist beliau yang artinya sbb:
“Wahai Asma! Sesungguhnya seorang perempuan apabila sudah cukup umur, tidak boleh dilihat seluruh anggota tubuhnya, kecuali ini dan ini. sambil Rasulullah menunjuk muka dan kedua tapak tangannya”. (Riwayat: Abu Daud)
Sekarang kalau kita keliling diseluruh Indonesia, Malaysia, Singapore dan Brunei, sedikit sekali kaum wanita Islam yang memakai kerudung kepala, umumnya hanya anak-anak gadis sekolah pesantren. Jumlah kaum wanita yang memakai kerudung kepala bisa dihitung dengan jari, tidak ada artinya dari jumlah penduduk Islam yang jumlah lebih jurang dari 180 juta.
Kalau begitu gambarannya, banyak sekali kaum wanita yang masuk neraka, cocok sekali dengan bunyi hadits dibawah ini yang artinya sbb.:
“ Saya berdiri dimuka pintu sorga, tiba-tiba umumnya yang masuk kesorga orang-orang miskin, sedang orang yang kaya-kaya masih tertahan, hanya saja bahagian mereka telah diperintah masuk neraka, dan aku berdiri di muka pintu neraka maka kebanyakan yang masuk neraka wanita”.. (Riwayat: Usamah bin Zaid ra.)
Banyak kaum wanita yang masuk neraka, semata-mata karena didalam hidupnya tak mau memakai kerudung kepala atau jilbab, didalam neraka akan mendapat siksaan yang berat sekali sebagaimana diceritakan Nabi Muhammad SAW dalam hadits beliau yang artinya sbb:
“Wanita yang akan digantung dengan rambutnya, sampai mendidih otak dikepalanya didalam neraka, ialah wanita yang memperlihatkan rambutnya kepada laki-laki yang bukan muhrimnya”. (Riwayat: ……………………)
Hadits diatas adalah bahagian akhir dari hadits Nabi Muhammad SAW yang cukup panjang, yang menceritakan berbagai macam siksa neraka yang diperlihatkan Allah waktu beliau pergi mi’raj. Waktu beliau menceritakan nasib kaum wanita yang berat siksanya didalam neraka karena tak mau memakai kerudung kepala atau jilbab didalam hidup, beliau meneteskan air mata.
Begitulah Nabi Muhammad SAW menangisi nasib kaum wanita dari ummatnya nanti di akhirat, tetapi sekarang kalau kaum wanita Islam disuruh memakai kerudung kepala, banyak alasannya, ada yang mengatakan fanatik agama, sudah kuno tak cocok dengan zaman, panas, dan lain sebagainya.
Sikap kaum wanita di zaman sekarang sungguh bertolak belakang dengan sikap kaum wanita di zaman dahulu waktu ayat kerudung kepala itu turun sebagaimana diceritakan Aisyah, isteri Nabi Muhammad SAW berikut ini:
“Telah berkata Aisyah: Mudah-mudahan Allah memberi rahmat atas perempuan-perempuan Muhajirat yang dahulu, Diwaktu Allah menurunkan ayat kerudung itu, mereka koyak kain-kain berlukis mereka yang belum dijihat, lalu mereka jadikan kerudung”. (Riwayat: Abu Daud dan Bukhari)
Sikap wanita Islam di Medinah pada waktu turunnya ayat kerudung itu, betul-betul cocok dengan pribadi seorang beriman, sebagai yang digambarkan Allah didalam Al-Qur’an, yaitu jika mereka mendengar ayat-ayat Allah dibacakan, mereka lalu berkata: “Kami mendengar dan kami patuh”.[1])
Tetapi sekarang sikap kaum wanita Islam, jika dibacakan ayat mengenai keharusan memakai jilbab, mereka berkata: “Kami mendengar, tetapi kami ingkar”[2]. Kalau begitu sikap kaum wanita Islam terhadap ayat jilbab ini, betul tidak cocok dengan pengakuannya kepada Allah didalam shalat yang berbunyi sbb.:
“La syarikallahu wabiza lika ummirtu wa anna minal muslimin”
yang artinya:
“Tiada syarikat bagi Engkau dan aku mengaku seorang muslimah”.
Seorang wanita yang mengaku dirinya seorang muslimah, yaitu tunduk patuh kepada seluruh perintah Allah, harus berpakaian muslimah didalam hidupnya, yaitu terdiri dari jilbab dan pakaian yang menutup seluruh anggota tubuhnya, berlengan panjang sampai pergelangan tangannya dan memakai rok yang menutup sampai mata kakinya. Kalau mereka tidak berpakaian seperti diatas, mereka bukan disebut wanita muslimah. Jadi pernyataannya didalam shalat yang berbunyi: “Aku mengaku seorang muslimah” adalah dusta kepada Allah.
TERHAPUSNYA PAHALA KARENA TIDAK MEMAKAI JILBAB
Seseorang yang bersumpah palsu saja dimuka pengadilan adalah berat hukumannya, apalagi seorang yang berjanji palsu dihadapan Allah, tentu berat hukuman didalam neraka, yaitu sampai di gantung dengan rambutnya hingga mendidih otaknya.[3] Kaum wanita menyangka bahwa tidak memakai jilbab adalah dosa kecil yang tertutup dengan pahala yang banyak dari shalat, puasa, zakat dan haji yang mereka lakukan. Ini adalah cara berpikir yang salah harus diluruskan. Kaum wanita yang tak memakai jilbab, tidak saja telah berdosa besar kepada Allah, tetapi telah hapus seluruh pahala amal ibadahnya sebagai bunyi surat Al-Maidah ayat 5 baris terakhir yang artinya sbb:
“….. Barang siapa yang mengingkari hukum-hukum syariat Islam sesudah beriman, maka hapuslah pahala amalnya bahkan di akhirat dia termasuk orang-orang yang merugi”.
Sebagaimana telah diterangkan dimuka, memakai jilbab bagi kaum wanita adalah hukum syariat Islam yang digariskan Allah dalam surat An-Nur ayat 59. Jadi kaum wanita yang tak memakainya, mereka telah mengingkari hukum syariat Islam dan bagi mereka berlaku ketentuan Allah yang tak bisa ditawar lagi, yaitu hapus pahala shalat, puasa, zakat dan haji mereka?.
Sikap Allah diatas ini sama dengan sikap manusia dalam kehidupan sehari-hari sebagai terlambang dari peribahasa seperti:“Rusak susu sebelanga, karena nila setitik,”. Contoh segelas susu adalah enak diminum. Tetapi kalau dalam susu itu ada setetes kotoran manusia, kita tidak membuang kotoran tersebut lalu meminum susu tersebut, tetapi kita membuang seluruh susu tersebut.
Begitulah sikap manusia jika ada barang yang kotor mencampuri barang yang bersih. Kalau manusia tidak mau meminum susu yang bercampur sedikit kotoran, begitu juga Allah tidak mau menerima amal ibadah manusia kalau satu saja perintah-Nya diingkari.
Di dalam surat Al A’raaf ayat 147, Allah menegaskan lagi sikapNya terhadap wanita yang tak mau memakai jilbab, yang berbunyi sbb.:
“Orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, juga mendustakan akhirat, hapuslah seluruh pahala amal kebaikan. Bukankah mereka tidak akan diberi balasan selain dari apa yang telah mereka kerjakan?”
Kaum wanita yang tak memakai jilbab didalam hidupnya, mereka telah sesuai dengan bunyi ayat Allah diatas ini, hapuslah pahala shalat, puasa, zakat, haji mereka.
Sungguh-sungguh betul harus dikasihani wanita seperti ini dengan menyadarkan mereka supaya patuh kepada Allah, yaitu keharusan memakai jilbab didalam hidup mereka. Kaum wanita yang tak mau memakai jilbab, mengucapkan “Allahu Akbar” didalam shalat mereka, yang artinya “Allah Yang Maha Besar”, Dialah yang Maha Kuasa dan pemimpin tertinggi yang harus dipatuhi seluruh perintahNya, sedang dia adalah hamba Allah yang lemah dan hina dina yang tak berdaya sama sekali.
Tetapi diluar shalat dia tak mau memakai jilbab yang melambangkan ciri khas seorang wanita muslimah. Kalau begitu ucapan “Allahu Akbar” didalam shalat mereka adalah kosong tidak berbekas dihati mereka.
Jadi dapat dimengerti kenapa shalat mereka tidak ada nilainya disisi Allah, atau telah hapus pahalanya sesuai dengan bunyi surat Al Maidah ayat 5 baris terakhir dan surat Al A’raaf ayat 147 di atas tadi.
Kaum wanita yang tak mau memakai jilbab berada dalam neraka sebagaimana bunyi hadits Nabi Muhammad SAW diatas, juda ditegaskan Allah sebagaimana firmanNya di dalam surat Al A’raaf ayat 36 yang artinya seperti:
“Adapun orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal didalamnya”.
Kaum wanita yang tak mau memakai jilbab, adalah mendustakan ayat Allah surat An Nur ayat 31 dan Al Ahzab ayat 59 dan menyombongkan diri terhadap perintah Allah tersebut, maka sesuai dengan bunyi ayat tersebut diatas mereka kekal didalam neraka.
Ummat Islam selama ini menyangka tidak kekal didalam neraka, karena ada syafaat atau pertolongan Nabi Muhammad SAW yang memohon kepada Allah agar ummat yang berdosa dikeluarkan dari neraka. Mereka yang dikeluarkan Allah dari neraka, mereka yang dalam hidupnya ada perasaan takut kepada Allah. Tetapi kaum wanita yang tak mau memakai jilbab, tidak ada perasaan takutnya akan siksa Allah, sebab itulah mereka kekal didalam neraka.
Seseorang yang sadar akan dosanya digambarkan Nabi Muhammad SAW seperti bunyi hadits yang artinya seperti:
“Sesungguhnya seorang mukmin dosanya itu bagaikan bukit besar yang kuatir jatuh padanya, sedang orang kafir memandang dosanya bagaikan lalat yang hinggap diatas hidungnya”. (Riwayat: ……………………)
Sekarang kaum wanita yang tak mau berjilbab, dapat menanya hati nurani mereka masing-masing. Apakah terasa berdosa bagaikan gunung yang sewaktu-waktu jatuh menghimpitnya atau bagaikan lalat yang hinggap dihidung mereka?.
Kalau kaum wanita yang tak mau memakai jilbab, menganggap enteng dosa mereka bagaikan lalat yang hinggap dihidungnya, maka tak akan bertobat didalam hidupnya. Atau dalam perkataan lain tidak ada perasaan takutnya kepada Allah, sebab itu mereka kekal didalam neraka sebagaimana bunyi surat Al-A’raaf ayat 36 di atas. Jadi mereka tak mendapat syafaat atau pertolongan Nabi Muhammad SAW nanti di akhirat.
Banyak sekali kaum wanita yang tak berjilbab sungguhpun mereka mendirikan shalat, puasa, zakat dan haji, tetapi telah hapus nilai pahalanya disisi Allah telah terjadi di zaman kita ini dan akan berketerusan sampai hari kiamat, kecuali dakwah menghidupkan risalah jilbab ini dikerjakan bersama-sama oleh seluruh ummat Islam, yaitu dengan mencetak ulang buku yang tipis ini dengan jumlah yang banyak dan disebarkan secara cuma-cuma ketengah-tengah ummat Islam.
Sesungguhnya banyak kaum wanita yang hapus pahala shalatnya yang hidup di zaman ini dan di zaman yang akan datang, semata-mata karena mereka tidak memakai jilbab didalam hidup mereka, telah diisyaratkan Nabi Muhammad SAW dikala hidup beliau sebagaimana bunyi hadits dibawah ini yang artinya sbb:
“Ada satu masa yang paling aku takuti, dimana ummatku banyak yang mendirikan shalat, tetapi sebenarnya mereka bukan mendirikan shalat, dan neraka jahanamlah bagi mereka”. (Riwayat: ……………………)
Tafsir “…sebenarnya bukan mendirikan shalat…” dari hadits diatas, ialah nilai shalat mereka tidak ada disisi Allah karena telah hapus pahalanya disebabkan kaum wanita mengingkari ayat jilbab. Begitulah Nabi Muhammad SAW memberi peringatan kepada kita semua, bahwa banyak ummatnya dari kaum wanita yang masuk neraka biarpun mereka mendirikan shalat, tetapi tidak memakai jilbab didalam hidup, apakah kita yang mengaku mencintai sesama ummat Nabi Muhammad SAW akan diam berpangku tangan membiarkan kaum wanita berada berketerusan dalam dosa ?.
Kalau begitu dimana letak kecintaan dan persaudaraan kita sesama ummat Islam yang diidam-idamkan Nabi Muhammad SAW dikala hidup beliau banyak yang masuk sorga sebagaimana bunyi hadits beliau yang artinya sbb.:
“Kegembiraanku didalam sorga, ialah melihat banyak ummatku yang masuk sorga”. (Riwayat: ……………………)
Kita mengaku sebagai ummat Nabi Muhammad SAW yang mencintai beliau, apakah tidak ada keinginan hendak menghibur beliau nanti didalam sorga, yang dikala hidupnya bersusah payah bermandikan keringat dan menyabung nyawanya menyampaikan risalah agama Islam ketengah-tengah ummat manusia, dengan hiburan yang paling menggembirakan hati beliau, yaitu dengan melihat ummatnya banyak yang masuk sorga.
Kalau kita merasa mencintai Nabi Muhammad SAW sadarkanlah kaum wanita Islam agar mau memakai jilbab, yaitu dengan mencetak ulang buku yang tipis ini dalam jumlah banyak dan menyebar luaskan ketengah-tengah ummat Islam yang belum sadar atau alpa dengan pentingnya risalah jilbab ini dihidupkan bukan saja oleh anak gadis-gadis sekolah pesantren, tetapi juga oleh seluruh wanita Islam yang mengaku ummat Nabi Muhammad SAW .
Nabi Muhammad SAW sangat mencintai ummatnya, sehingga waktu menjelang wafat, yang teringat oleh beliau adalah ummatnya yang banyak dengan berkata: “Ummatku….. ummatku….. ummatku….”. Nabi Muhammad SAW dikala menghadapi ajalnya, bukan teringat akan anak dan isteri-isterinya yang miskin yang akan beliau tinggalkan, tetapi teringat akan ummatnya agar jangan jatuh masuk neraka, yang salah satu penyebabnya ialah kaum wanita tak mau memakai jilbab.
Kaum wanita yang tak mau memakai jilbab, tidak saja menjerumuskan dirinya sendiri masuk neraka, tetapi juga menjerumuskan suaminya masuk neraka sebagaimana bunyi hadits Nabi Muhammad SAW dibawah ini yang artinya seperti:
“Seorang suami yang membiarkan isterinya keluar rumah dengan terbuka auratnya, maka tiap langkah dari isterinya, dia membangun rumah didalam neraka buat sua-minya”. (Riwayat: ……………………)
Kenapa pihak suami yang membiarkan isterinya keluar rumah tanpa memakai jilbab akan masuk neraka? Karena kaum laki-laki adalah pemimpin di rumah tangga, dan tiap-tiap pemimpin akan diminta pertanggung jawabannya.
Orang tua yang membiarkan anaknya yang perempuan keluar rumah tanpa memakai jilbab, nanti dipengadilan Allah di akhirat mereka akan dituntut oleh anaknya sebagaimana diceritakan Nabi Muhammad SAW dalam hadits berikut:
“Nanti dipengadilan Allah, seorang anak diputuskan Allah masuk neraka. Tetapi sebelum anak tersebut dimasukkan kedalam neraka, si anak menuntut kepada Allah: Ya, Allah, aku tidak ridho masuk neraka, kalau tidak bersama orang tuaku”, kemudian setelah Allah meminta pertanggung jawaban orang tua si anak tadi, maka kedua orangtuanya dimasukkan ke dalam neraka bersama anaknya”. (Riwayat: ……………………)
Demikianlah seorang wanita yang tak memakai jilbab, tidak saja menjuruskan dirinya masuk neraka, tetapi juga suami dan kedua orangtuanya, karena kedua orang tuanya tidak mendidik anak gadisnya memakai jilbab sejak dari kecil, sehingga jilbab itu terasa asing bagi mereka setelah mereka meningkat dewasa.
Kalau begitu gambarannya, sungguh banyak ummat Nabi Muhammad SAW bahwa ummatnya banyak yang masuk neraka, semata-mata karena banyaknya kaum wanita yang tak memakai jilbab, sebab itu kita yang mengaku mencintai Allah dan RasulNya, apakah tidak terpanggil hati untuk mengembirakan Allah dan RasulNya. Menggembirakan Allah, ialah dengan banyaknya hambanya yang bertobat, baik kaum wanita kembali memakai jilbab dalam hidup.
Telah bersabda Rasulullah S.A.W. yang artinya sbb:
“Sesungguhnya Allah lebih gembira menerima taubat hambaNya, melebihi dari kegembiraan seseorang yang menemukan kembali dengan tiba-tiba, untanya yang telah hilang daripadanya ditengah hutan”. (Riwayat: ……………………)
Jika seluruh wanita Islam di Indonesia, Malaysia, Singapore dan Brunei mau memakai jilbab, bukan main kegembiraan Allah melihat banyaknya hamba-hambaNya yang bertobat dan begitu juga Nabi Muhammad SAW bukan main gembiranya melihat banyaknya ummatnya yang masuk sorga.
Tetapi Allah tidak akan merobah nasib ummat Islam nanti di akhirat, sebelum ummat Islam sendiri turun tangan berusaha memperbaiki nasibnya, yaitu dengan menyadarkan kaum wanita agar ikhlas memakai jilbab. Dan salah-satunya cara ialah dengan mencetak ulang buku yang tipis ini dalam jumlah yang banyak dan menyebarkan secara cuma-cuma ketengah-tengah ummat Islam.
Ummat Islam banyak yang menganggap enteng pengadilan Allah dipadang Mahsyar dan siksa neraka. Manusia pada hari kiamat dikumpulkan Allah sejak dari Nabi Adam sampai manusia terakhir yang tak terhingga banyak. Semuanya berdiri telanjang bulat bermandikan keringat dibawah panas matahari yang sangat panas. Lamanya berdiri menurut Nabi Muhammad SAW ialah 50.000 tahun. Bayangkan berdiri ribuan tahun menahan lapar dan haus, bukan main melelahkan sebagaimana yang diceritakan Nabi Muhammad SAW dalam hadits dibawah ini:
“Manusia pada hari kiamat ada yang bermandikan keringat dan bermohon kepada Allah SWT: Ya Allah, beri aku istirahat barang sejenak biarpun dalam api neraka”. (Riwayat: ……………………)
Manusia di padang Mahsyar berada dalam ketakutan, ingat dosa yang banyak dan amal yang sedikit. Sedangkan manusia yang beramal banyak masih berada dalam ketakutan sebagaimana bunyi hadits yang artinya seperti:
“Andaikan dihari kiamat itu ada seorang mempunyai amal tujuh puluh nabi pasti ia akan merasa remeh semua amalnya itu, bahkan ia masih merasa takut tidak akan selamat dari bahaya hari kiamat”. (Riwayat: ……………………)
Jadi dapat dibayangkan rasa takut kaum wanita yang tak memakai jilbab nanti di hari kiamat, karena sadar didalam hidupnya ia berada dalam lautan dosa disebabkan terbuka auratnya di muka umum. Biarpun mereka mengerjakan shalat, puasa, zakat, berzikir dan haji, tetapi semua pahalanya telah hapus disisi Allah SWT. Kaum wanita yang tak mau memakai jilbab lupa akan wasiat Nabi Muhammad SAW yang artinya seperti:
“Jangan kau melihat kecilnya dosa, tetapi perhatikan kepada siapakah kau berdosa itu”. (Riwayat: ……………………)
Kaum wanita yang hidup di zaman ini, menganggap kecil dosa tak memakai jilbab, tetapi mereka lupa bahwa mereka berdosa kepada Allah SWT Tuhan Semesta Alam, Zat Yang Maha Kuasa yang menciptakan dirinya.
Semua manusia lupa perasaan malu berdiri telanjang bulat dihari kiamat, sebagaimana bunyi hadits yang artinya seperti:
“Manusia akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan tidak beralas kaki, bertelanjang, dan tidak bersunat, keringatnya hingga mulut mereka, dan sebahagiannya sampai pada cuping telinganya”.. (Riwayat: ……………………).
Isteri Nabi Muhammad SAW yang bernama Saudah bertanya mengenai hadits tersebut diatas yang artinya seperti:
“Ya, Rasulullah, alangkah jeleknya diantara kita yang saling berlihat-lihatan antara yang satu dengan yang lainnya”, lalu Nabi menjawab “Manusia pada waktu itu sangat sibuk dengan urusan mereka, dan setiap diri pada hari itu memiliki urusan yang besar”.. (Riwayat: ……………………)
Bagaimana seramnya hari kiamat itu, dilukiskan Nabi Muhammad SAW dalam hadits berikut ini:
“ Andaikata seorang melakukan amal tujuhpuluh Nabi, niscaya ia merasa sedikit amalannya, karena ngerinya keadaan hari kiamat, dan andaikata setimba dari bahan bakar neraka dituangkan ditempat matahari terbit niscaya akan mendidihkan orang yang berada ditempat matahari terbenam, dan andaikan neraka jahanam itu mengaung sekali saja, niscaya tidak ada Malaikat yang muqorroh atau Nabi dan Rasul melainkan akan bertekuk lutut sambil berkata: Tuhanku, kasihanilah diriku, sehingga Nabi Ibrahim lupa terhadap putranya Ishaq, dan hanya berdoa: Ya Tuhan, aku KholilMu Ibrahim, maka jangan Kau lupakan aku". (Riwayat: ……………………)
Begitu menakutkan hari kiamat dan seramnya neraka jahanam sebagaimana bunyi hadits diatas, tetapi kaum wanita yang tak mau memakai jilbab masih bisa ketawa, enak makan dan enak tidur. Kaum wanita seperti ini betul-betul bangga dirinya disebut wanita modern, berdandan seperti wanita Barat[4] yang tak mengenal Islam, tetapi nanti diakhirat berada dalam kemiskinan amal sebagai sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya seperti:
“Tiada kepapaan yang paling besar, kecuali perasaan bangga diri”. (Riwayat: ……………………)
Tafsir “kepapaan yang paling besar” dari hadits di atas, ialah kemiskinan amal nanti di akhirat disebabkan perasaan bangga diri disebut wanita modern, sebab itu kaum wanita tersebut merasa hina memakai jilbab, yang melambangkan seorang wanita itu disebut wanita muslimah.
Mengingat banyaknya penghuni neraka itu, dapat dibayangkan betapa besarnya api neraka tersebut.
Abu Hurairah, seorang sahabat Nabi Muhammad SAW bercerita mengenai betapa besarnya api neraka tersebut sebagai berikut yang artinya seperti:
“Kami bersama Rasulullah yang kemudian kami mendengar sesuatu yang jatuh, lalu Rasulullah bertanya: Tahukah kamu suara apakah itu? Kami menjawab: Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui. Nabi Menjawab: Itu adalah sebuah batu yang jatuh kedalam neraka jahanam sejak tujuh puluh tahun yang lalu dan kini telah berakhir memasuki dasarnya”. (Riwayat: ……………………)
Betapa panasnya api neraka tersebut dapat dibayangkan dari bunyi hadits berikut ini:
“Allah memerintahkan menyalakan neraka selama 1.000 tahun hingga menjadi merah, kemudian menyalakan lagi 1.000 tahun hingga menjadi berwarna putih, kemudian dinyalakan lagi 1.000 tahun hingga berwarna hitam, yaitu hitam kegelapan”. (Riwayat: ……………………)
Siksa neraka yang paling ringan saja bukan main beratnya sebagaimana yang diceritakan Nabi Muhammad SAW dalam hadits berikut:
“Sesungguhnya yang paling ringan siksaan penduduk neraka pada hari kiamat, yaitu orang tersebut memakai dua sandal dari api neraka itu lalu mendidihkan otaknya dari panas kedua sandalnya”. (Riwayat: ……………………)
Mengenai makanan dan minuman penduduk neraka diceritakan Allah SWT didalam surat Al-Waqiah ayat berikut:
“(51) Kemudian wahai orang-orang yang sesat dan mendustakan, (52) Kamu pasti akan memakan pohon zakum, (53) Pengisi perutmu, (54) Lalu kamu meminum air panas, (55) Sebagai unta yang kehausan, (56) Itulah suguhan untuk mereka pada Hari Pembalasan.”
Mengenai pohon zakum yang menjadi makanan penduduk neraka, Nabi Muhammad SAW menceritakan sbb:
“Jika sekiranya setetes dari makanan zakum itu diteteskan pada segenap lautan dunia, maka akan rusaklah penduduk dunia ini bagi segenap kehidupan penduduknya, lalu bagai manakah bagi orang yang makannya dari makanan zakum tersebut”. (Riwayat: ……………………)
Sungguh tak terbayang beratnya siksaan didalam neraka, memakan pohon zakum dan meminum air mendidih sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Muhammad ayat 15:
“…. Apakah yang demikian itu sama dengan penderitaan orang yang kekal dalam neraka, yang diberi minuman dengan air yang mendidih, lalu memotong usus mereka?”. (Riwayat: ……………………)
Penderitaan penduduk neraka diatas itu masih belum cukup, masih ada siksa yang lebih berat lagi, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Kahfi ayat 29:
“Sesungguhnya Kami menyediakan bagi mereka yang zalim berupa neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta air minum niscaya mereka akan diberi dengan air seperti besi mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek”.
Kalau meminum air mendidih saja tak sanggup kita menahan sakitnya, apalagi meminum air seperti besi mendidih.
Betul-betul Allah SWT maha siksaanNya sebagaimana yang sering diperingatkanNya di dalam Al Qur’an, tetapi wanita Islam yang tak mememakai jilbab tak menyadarinya.
Siksa neraka diatas masih ditambah Allah SWT dengan siksaan yang berikut sebagaimana firmanNya dalam surat An-Nisa ayat 56:
“Sesungguhnya mereka yang kafir dengan ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka kedalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, agar mereka merasakan siksaan. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Dalam surat An-Naba ayat berikut, renungkanlah minuman nanah[5] yang menjijikan bagi penduduk neraka:
“(21) Sesungguhnya neraka jahanam itu, disediakan, (22) untuk tempat kembali bagi orang-orang yang durhaka, (23) Disitu mereka tinggal berabad-abad lamanya, (24) Tidak pernah merasakan kesejukan, tidak pula mendapat minuman, (25) Kecuali air mendidih dan nanah.”
Melihat ingus anak kecil yang berlepotan, kita sudah jijik, apalagi meminum nanah yang dipaksakan oleh malaikat neraka yang kasar-kasar dan bengis-bengis.
Disamping siksa-siksa neraka diatas, masih ada siksa neraka yang tak kalah pedihnya, yaitu disengat kalajengking yang sangat berbisa dan digigit ular-ular berbisa.
Ummat Islam didalam hidupnya, mengucapkan shalawat untuk Nabi Muhammad SAW diakhir shalatnya dengan ucapan yang berbunyi “ Allahuma Shali ala Muhammad ”. Shalawat kita kepada Nabi Muhammad SAW adalah suatu doa kepada Allah SWT untuk Muhammad SAW yang artinya “Ya Allah berkahilah kehidupan Muhammad”. Kenapa kita sebagai ummat Nabi Muhammad SAW mendoakan beliau dengan doa tersebut diatas, sedangkan beliau sudah jelas masuk sorga dan pemimpin ummat manusia nanti disorga. Doa yang pendek tersebut diatas untuk Nabi Muhammad SAW, adalah lambang kecintaan kita sebagai ummat Muhammad SAW kepada beliau, agar Allah SWT mengkaruniai beliau yang salah satu diantaranya dilambangkan dengan meratanya kaum wanita Islam memakai Jilbab, sehingga banyak ummat Islam masuk sorga, yang merupakan kegembiraan paling besar bagi Nabi Muhammad SAW di sorga yang akan dibanggakannya kepada para nabi-nabi yang lain. Jadi begitulah tujuan kita bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Tetapi jika kaum wanita Islam yang jumlah demikian banyaknya tidak memakai jilbab, jelaslah akan banyak ummat Muhammad SAW nanti yang masuk neraka, tidak ada kegembiraan nabi Muhammad SAW nanti di sorga, dan tidak ada yang akan dibanggakannya nanti kepada para nabi-nabi yang lain.
Kalau begitu apa konsekwensi shalawat kita kepada Nabi Muhammad SAW yang melambangkan kecintaan kita kepada beliau, harus diikuti dengan perjuangan yang sungguh-sungguh dan tidak henti-hentinya menyadarkan kaum wanita agar ikhlas memakai jilbab. Dan salah-satunya cara yang penulis lihat ialah dengan menyebar luaskan buku tipis ini agar dibaca oleh seluruh ummat Islam. Tetapi jika anda bersikap diam saja, berarti tidak ada kecintaan anda kepada Nabi Muhammad SAW, dan shalawat anda adalah kosong, karena tidak ada perbuatan anda yang sesuai dengan bunyi shalawat anda.
Nabi Muhammad SAW telah bersabda:
“Perumpamaan orang yang berdo’a tanpa amal, bagaikan orang yang memanah tanpa senar”. (Riwayat: ……………………)
Sesuai dengan bunyi hadits Nabi Muhammad SAW diatas ini, ummat Islam yang berpangku tangan membiarkan kaum wanita yang tak mau memakai jilbab, berarti doanya yang terlambang dalam shalawatnya untuk Nabi Muhammad SAW, bagaikan orang yang memanah tanpa senar, tidak ada bukti kecintaan mereka kepada Nabi Muhammad SAW
Patut anda ketahui, menghidupkan sunnah Rasul yang sudah hilang adalah tinggi nilainya disisi Allah SWT sebagaimana bunyi hadits dibawah ini yang artinya sbb.:
“Mereka yang menghidupkan sunnah-sunnahku yang sudah hilang ditengah-tengah kekacauan ummatku, pahalanya sama dengan pahala seratus orang mati syahid”. (Riwayat: ……………………)
Kalau menghidupkan sunnah Rasul yang sudah hilang demikian tinggi nilai pahalanya, apalagi menghidupkan perintah Allah SWT, yaitu keharusan wanita memakai jilbab yang sudah dilupakan atau dianggap sepele oleh kaum wanita, tentu pahalanya tidak kurang dari pahala seratus orang yang mati syahid.
Apakah anda tidak menginginkan pahala seratus orang mati syahid, biarpun perang agama yang dilalui Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya telah lewat dan tak mungkin terjadi lagi?
Patut anda ketahui, orang mati syahid diberi Allah SWT kesempatan memasukan 70 orang dari anggota keluarganya ke dalam sorga. Jadi kalau anda mendapat pahala 100 orang mati syahid, anda dapat memasukan 7.000 orang dari anggota keluarga anda masuk sorga, mulai dari nenek moyang anda sampai anak cucu keturunan anda. Inilah satu kegembiraan penduduk sorga yang paling besar nanti, jika dapat berkumpul dengan kaum keluarga.
Jadi ini kesempatan yang paling berharga yang diberikan kepada ummat Muhammad SAW yang hidup dibelakangnya.
Sebab itu sekali lagi penulis menghimbau ummat Islam agar mau mengeluarkan hartanya untuk mencetak ulang buku tipis yang sederhana ini didalam jumlah yang banyak dan menyebar luaskan ketengah-tengah ummat Islam. Kalau perlu bagi mereka yang kaya, juga menyediakan busana muslimahnya bagi mereka yang kurang mampu agar shalawat anda betul-betul cocok dengan kemampuan anda, lambang kecintaan anda kepada Nabi Muhammad SAW.
Ummat Islam di abad ini memimpikan kenaikan Islam yang mereka idam-idamkan selama ini. Kenaikan Islam, bukan ditandai oleh banyak mesjid yang besar-besar dan indah yang kita bangun, bukan pula ditandai oleh banyaknya orang Islam yang pintar-pintar dan kaya-kaya. Kenaikan Islam ditandai oleh banyaknya ummat Muhammad SAW yang bertaqwa kepada Allah SWT, salah satu dilambangkan dengan meratanya kaum wanitanya memakai jilbab, lambang mereka wanita muslimah.
Nabi Muhammad SAW tidak bangga dengan banyaknya mesjid yang besar-besar dan indah-indah yang kita bangun, sebagaimana bunyi hadits yang artinya sbb.:
“Dibelakang hari banyak ummatku yang membangun mesjid, tetapi demi keindahan dan kebanggaan saja” (Riwayat: ……………………)
dari bunyi hadits Nabi Muhammad SAW diatas, beliau akan lebih bangga kalau ummatnya dari golongan kaum wanita seluruh memakai jilbab dari pada melihat bangunan mesjid yang besa-besar dan indah-indah.
Menghidupkan risalah jilbab ini adalah termasuk jihad fisabilillah, suatu perjuangan yang berat dalam menyadarkan wanita Islam agar kenal identitasnya sebagai wanita muslimah, lebih berat dari membangun mesjid yang besar-besar dan indah-indah. Sebab itu kenapa nilai amalnya sangat tinggi disisi Allah SWT .
Ummat Islam mengucapkan : “assalamualaikum warahmatullah wa barakatu” di pembukaan pidatonya di muka umum dan diakhir shalatnya. Ucapan diatas adalah suatu doa untuk sesama ummat Muhammad SAW yang artinya “Semoga keselamatan bagi anda dengan rahmat Allah” . Dengan doa seperti diatas, kita mengharapkan agar mereka selamat dunia dan juga selamat nanti diakhirat.
Tetapi jika kita membiarkan saja kaum wanita Islam tak memakai jilbab, berarti banyak ummat Muhammad SAW yang tak selamat nanti di akhirat, dan ucapan salam kita tadi akan diminta pertanggung jawaban oleh Allah SWT, sebagaimana firmanNya di dalam Al Qur’an yang artinya sbb.:
“Sesungguhnya penglihatan, pendengaran, hati dan pikiran itu akan diminta pertanggung jawaban”.
Tanyalah diri anda sendiri, berapa banyak anda telah mengucapkan ‘asslamu’alaikum’ pada waktu anda berpidato, waktu ketemu sesama muslim dan diakhir shalat anda, tetapi sebaliknya kaum keluarga anda yang perempuan, kenalan anda yang perempuan yang tak akan selamat nanti diakhirat karena tak memakai jilbab, anda biarkan saja dibawah penglihatan anda.
Kalau begitu ucapan salam anda kosong, bagaikan orang yang memanah tanpa senar.
HIKMAH MEMAKAI JILBAB
Sekarang ini kalau ada kaum wanita yang memakai kerudung banyak yang salah. Mereka memakai selendang yang hanya menutup sebagian saja rambutnya, atau memakai topi dimana telinganya dan leher masih kelihatan. Jelas ini salah dan berdosa karena merobah-robah ketentuan Allah SWT bagaimana seorang wanita harus memakai kerudung kepala.
Gambar di Caver adalah lukisan seorang wanita bagaimana seharusnya memakai kerudung atau jilbab. Sungguh-sungguh betul agung dan mulia wanita seperti lukisan di atas dalam pandangan Allah SWT, para malaikat dan orang beriman dan nyata bedanya dengan wanita yang bukan muslimah. Kaum wanita yang memakai kerudung seperti photo diatas dan berbusana muslimat yang lengannya sampai pergelangan tangan dan memakai rok sampai mata kaki, mereka dapat mengerjakan shalat tanpa memakai mukenah.
Dengan memakai jilbab dan busana muslimat, kaum wanita dapat mengerjakan shalat di mana saja, lebih-lebih bagi mereka yang dalam perjalanan, seperti naik kereta api atau kapal udara. Banyak kaum wanita tidak mengerjakan shalat waktu keluar rumah karena tak membawa mukenah, dan ini besar risikonya sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW dibawah ini:
“Siapa yang meninggalkan shalat satu kali saja dengan sengaja, maka namanya ditulis dipintu neraka” (Riwayat: ……………………)
Hikmah yang lain dari wanita memakai jilbab, yaitu bagi mereka yang sudah bersuami. Suami istri yang habis bersenggama wajib melakukan mandi junub, kalau tidak maka shalatnya tidak diterima Allah SWT. Kaum wanita yang tak mau memakai jilbab, malu melakukan mandi junub, karena tiap kali rambutnya basah. Tetapi dengan memakai jilbab, wanita yang sudah mandi junub, rambutnya yang basah tidak akan dilihat orang. Mandi junub ini adalah perintah Allah SWT dan sunnah Rasul yang boleh dikatakan tak dikenal lagi oleh ummat Islam, karena para ulama tak pernah mendakwahkan, begitu juga orang tua tak pernah menasehati anak mereka yang akan kawin agar melakukan mandi junub sehabis bersenggama.
Sungguh banyak ummat Islam yang shalatnya tak diterima Allah SWT, semata-mata karena tidak melakukan mandi junub tersebut. Mandi junub ini harus dilakukan oleh anak laki-laki yang sudah pernah kedatangan mimpi dan mengeluarkan mani didalam tidurnya. Mandi junub yang dikerjakan oleh Nabi Muhammad SAW sbb.:
“Sebelum mandi berwudhuk dahulu, Baru kemudian mandi junub dengan membasahi seluruh badan mulai dari rambut dengan berniat terlebih dahulu, “ Aku sengaja mandi junub mandi junub ikhlas karena Allah”. Setelah selesai mandi junub, beliau berwudhuk lagi untuk mengerjakan shalat.”
Jadi dengan menyebarluaskan buku ini anda tidak saja menghidupkan risalah jilbab, tetapi juga menghidupkan kewajiban mandi junub, salah satu sunnah Rasul yang sudah hilang.
Bagi kaum wanita yang sadar mau memakai jilbab, janganlah memakai jilbab karena mengharap masuk sorga atau takut masuk neraka, tetapi dengan niat semata-mata mencari ridha Illahi.
1 comments:
saran saja, kalau bisa jangan jilbab/kerudung. mungkin lebih tepatnya hijab, karena hijab merupakan pakaian lengkap wanita yang berupa jilbab & gamis. kalau hanya kewajiban jilbab/kerudung menjadi salah tafsir. pakai jilbab tapi memakai baju lengan pendek.
terimkasih.
Post a Comment