Kematian dalam Islam

Posted by Wahyudi Poriansyah 12:20 PM, under | No comments

PERISTIWA yangakan diceritakan di bawah ini merujuk ke masa-masa awal Islam. Bangsa Arab saat itu melakukan tindakan sewenang-wenang dan kejam terhadap Nabi dan para pengikutnya yang masih sedikit.

Suatu ketika, seorang pemuka Arab mengirim delegasi kepadanabi. Utusan itu berkata, "Warga kabilah kami sangat ingin memeluk Islam, tetapi tidak ada dai yang kompeten di sini. Kirimkanlah kepada kami seseorang yang benar-benar menguasai masalah ini."

Rasulullah segera mengirimkan beberapa orang dai. Tetapi setelah mereka sampai di perbatasan wilayah kabilah itu, pemuka kabilah dan orang-orangnya me ngepung utusan Rasulullah dan mengeluarkan ultimatum, "Pilih salah satu, menyerah atau mati!"

Khubai r Bin Adi dan Zaid bin Asyna, menuruti kata mereka dan menyerahkan diri. Sedangkan utusan Rasulullah lainnya yang menciu m adanyakonspirasi jahat memilih untuk bertarun g sampai mati. Kemudian si pemuka suku mengirim Khubai r dan Zaid ke Mekah dalam keadaan terbelenggu.

Sementara itu pada saat perang Badar, banyak pemuka suku Quraisy yang terbunuh. Anak-anak pemuka suku itu membeli Khubair dan harga yang sangat tinggi dan menyeretnya ke rumah denganiringan sorak-sorai keluarganya. Anak pemuka suku itu bertekad untuk mem balaskan denda m orangtua mereka dengan cara mem bunuh Khubai r di tempat umum dan dengan mengguna kan cara-cara yang paling kejam. Dalam keadaan terbelenggu rantai besi, Khubair dijebloskan ke dalam penjArabawah tanah. Rintihan Khubair yang malang itu menyentuh perasaan salah seorang wanita di rumah itu. Dengan sembunyi-sembunyi, ia menyusup ke dalam penjara dan berkata, "Wahai orang yang ditawan, ceritakan padaku jika engkaumempunyai suatu keinginan. Aku akan mencoba memenuhi keinginanmu. "

Dengan mata berseri-seri Khubai r menatap wanita itu dan berkata, "Aku tidak mempunyai keinginan kecuali satu, katakan kapan aku akan dihukum mati dan jika engkau bersedia, pinjami aku pisau cukur guna mencukur rambutku. "

Wanita itu pergi dari hadapannya dan segera setelah itu ia mengirimkan anaknya yang masih kecil ke penjara dengan membawa pisau cukur yang tajam di tangannya. Khubair memegang anak kecil itu dan berkatasembari membelai rambutnya, "Alangkah bodohnyaibumu, anak ku. Dia telah menyerahkan dirimu ke tangan pembunuh musuh bebuyutannya. " Sang ibu menyadari kesembronoan perbuatannya dan dalam perjalanan ke penjar a ia mendengar ucapan Khubair. Khawatir dengan keselamatan anaknya, sang ibu berlari ke arah pintu penjara. Khubair menyerahkan si anak kepada ibunya dan berkata, "Jangan takut ibu! Tidak adapengkhianatan dalam Islam." Pada hari eksekusi, Khubair diseret ke tempat terbuka .

Diamemintaijin untuk melaksanakan shalat terakhir, dan diijinkan. Khubair melaksanakan shalat agak cepat lalu katanya, "Dalam keadaan normal, seseorang biasanya cenderun  lebih lama dalam mengerjakan shalat. Namun aku cepat-cepat menyelesaikan shalatku agar kalian tidak menganggapk u takut menghadapi kematian. "

Khubair masih diberi pilihan sebelum dikirim ke tiang gantung. "Masih ada kesempatan selamat bagimu, tinggalkan Islam dan nikmati hidup bahagia," kata mereka. Dengan suara yang tenang dan pasti, Khubair menjawab, "Kematian dalam keadaan Islam lebih muli a dari pada hidup tanpa Islam."

Di atas tiang pancang yang tinggi dan di bawah lemparan anak-anak panah dan tombak, sang syahid yang pemberani itu menghembuskan nafas yang terakhir.

Tarikh-i-Hurriat-i-Islam

0 comments:

Photobucket

Blog Archive

Label Blogumus

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

KELUARGA Q

KELUARGA Q